Tangisan bayi memang menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh ibu pasca persalinan. Hal ini dikarenakan tangisan bayi memang harus terjadi setelah melahirkan. Jika tidak terjadi, maka akan berakibat fatal dan juga menandakan bayi dalam keadaan baik-baik saja. Bayi yang menangis memang menjadi salah satu indikasi yang menandakan bahwa organ paru-paru bayi memang berfungsi dengan sangat baik.
Terlepas dari hal tersebut tentunya ada beberapa bayi yang memang tidak menangis dan juga sangat terlambat untuk menangis. Kondisi bayi yang tidak menangis tentunya membutuhkan pertolongan medis karena jika tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan bayi. Bayi yang tidak menangis memang menjadi kondisi yang harus dikhawatirkan. Selain ada beberapa masalah pada gangguan pernapasan, bayi yang tidak menangis juga memang menjadi indikasi dimana bayi tidak memiliki suara yang nantinya akan sangat sulit untuk bicara.
Meskipun hal ini menjadi kondisi yang perlu diwaspadai, namun tetap saja ada beberapa orang tua yang tidak merasa khawatir terlebih jika melakukan persalinan di dukun beranak. Untuk saat ini memang tidak terlalu banyak dukun beranak, namun terdapat beberapa daerah yang mungkin masih terpencil sehingga masih mendapatkan pertolongan persalinan dari dukun beranak. Lantas, apa penyebab bayi tidak menangis setelah dilahirkan? Yuk kita langsung simak saja pemaparan kami berikut ini!
Penyebab Bayi Tidak Menangis
Setelah kita mengetahui bahwa tangisan bayi memang menjadi satu hal yang terpenting pasca persalinan maka hal ini memang harus terjadi. Sebenarnya bayi yang tidak menangis dapat disebabkan oleh beberapa hal dan banyak sekali penyebabnya. Faktanya bahwa bayi yang berada dalam kondisi yang baik-baik saja tidak akan langsung menangis. Bahkan para medis mencoba melakukan apa saja yang akan membuat bayi tersebut menangis seperti menekan kaki bayi ataupun bagian tubuh yang lainnya.
Bayi yang tidak menangis selain disebabkan oleh beberapa faktor saat dilahirkan. Penyebab bayi tidak menangis juga disebabkan oleh kondisi ibu yang ketika hamil. Kondisi ibu saat hamil juga ikut mempengaruhi keadaan bayi setelah dilahirkan. Berikut ini beberapa penyebab bayi tidak menangis setelah lahir, diantaranya:
Sebelum Persalinan
Bayi yang tidak menangis juga bisa terjadi karena sesuatu keadaan sebelum persalinan. Kondisi ibu tentu sangat berpengaruh pada tangisan bayi ketiak dilahirkan. Inilah penyebab sebelum persalinan dimana bayi tidak menangis, diantaranya:
Ibu menderita diabetes melitus
Penyebab pertama bayi tidak menangis sebelum melahirkan yakni seorang ibu yang menderita diabetes melitus yang dikenal dengan sebutan DMG (Diabetes semasa kehamilan) 40%. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dalam keadaan makrosomia yakni salah satu risiko dimana bayi akan lahir dalam keadaan trauma, fraktur, asfiksia, dan juga sindrom gawat napas. Inilah yang menjadi satu kondisi dimana bayi akan mengalami beberapa keadaan yang terbilang sangat gawat.
Seperti yang dilansir dari Livestrong dimana ibu yang mengalami diabetes berisiko besar melahirkan bayi dengan kondisi hipoglikemia yakni gula darah rendah. Salah satu ciri yang menandakan terjadinya kondisi ini yakni pernapasan yang tidak teratur. Dalam artian bayi yang dilahirkan akan mengalami pernapasan yang tidak lancar sehingga sangat sulit untuk menunjukkan respon menangis saat bayi dilahirkan.
Sedangkan menurut Elizabeth Davis yakni seorang bidan menyatakan bahwa wanita yang mengidap diabetes akan melahirkan bayi yang memiliki ukuran yang besar dikarenakan adanya pengaruh kadar gula di dalam darah dari tubuh sang ibu. Seperti yang kita tahu bahwa kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan bayi memproduksi insulin yang lebih banuak sehingga dapat menyebabkan penumpukan pada lemak di dalam tubuh. Kondisi ini tentunya akan menyebabkan bayi mengalami kesulitan ketika bernapas yang akhirnya akan membuat bayi menjadi tidak menangis atau terlambat untuk menangis saat dilahirkan.
Terjadi pendarahan pada antepartum
Penyebab selanjutnya yang bisa menyebabkan bayi tidak menangis setelah dilahirkan yaitu ibu yang mengalami pendarahan pada antepartum. Pendarahan ini tentunya dapat terjadi semasa sebelum melahirkan. Pada umumnya kejadian ini dapat disebabkan oleh adanya kelainan pada plasenta yang terlepas dari pelekatannya sebelum bayi lahir, pembuluh darah pada selaput ketuban dan juga kelainan insersi pada tali pusat.
Infeksi pada ibu
Infeksi yang terjadi pada ibu juga bisa menyebabkan terjadinya bayi tidak menangis ketika dilahirkan. Ibu yang mengalami infeksi yang dapat menyebabkan janin di dalam kandungan mengalami IUGR atau Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim.
Ibu memiliki sempit panggul
Pada umumnya kondisi ini banyak terjadi dimana banyak ibu yang mengalami sempit panggul. Kondisi ini disebut dengan Disproportio sefalo pelvik (panggul sempit) dimana ukuran tulang pelvic ibu tidak cukup untuk janin dalam proses persalinan dan melewati bagian tersebut. Kondisi ini menyebabkan pembukaan akan berlangsung cukup lama karena kepala bayi akan susah untuk masuk pada pinggul bagian atas dan besar kemungkinan akan terjadi air ketuban yang pecah sebelum waktunya. Kondisi ini dapat terjadi dimana kepala bayi tidak bisa menekan serviks. Namun bisa terjadi dimana bayi sangat kuat untuk menekan servis, namun akan terjadi moulage hebat yang dapat menyebabkan bayi akan kesulitan untuk bernapas ketika sedang lahir.
Air ketuban berwarna hijau
Penyebab selanjutnya dimana bayi tidak menangis yaitu dapat ditandai dengan air ketuban yang berwarna hijau dan bercampur dengan mekonium yang mungkin bisa saja terjadi.
Ibu menderita preeklampsia
Penyebab selanjutnya dimana bayi tidak menangis ketika dilahirkan yakni ibu mengalami preeklampsia. Kondisi ini dapat terjadi dimana adanya peningkatan tekanan darah yang menyebabkan pembengkakan dan juga terjadinya proteinuria yakni adanya protein di dalam darah. Keadaan ini tentunya dapat menyebabkan sindrom gawat napas pada bayi, kematian janin intrauterin (IUGR), sepsis (infeksi berat) dan juga prematuritas.
Selama Persalinan
Setelah kita mengetahui penyebab sebelum persalinan, maka kita akan beranjak pada penyebab bayi tidak menangis selama persalinan. Penyebab bayi tidak menangis selama persalinan tentunya dapat terjadi dimana bayi melahirkan bayi yang sungsang, persalinan yang cukup lama serta ibu yang melahirkan dalam jalan lahir yang cukup sempit. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan bayi kesulitan ketika bernapas sehingga bayi tidak akan menangis saat dilahirkan. Kondisi ini tentunya dapat terjadi karena adanya penekanan pada tali pusat pada beberapa bagian tubuh bayi, tumor di rahim dan juga bayi kembar. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan pernapasan. Gangguan afiksia tentunya dapat juga terjadi jika plasenta dapat lepas terlebih dahulu yang menyebabkan bayi terlilit bayi tali pusat.
Bayi lahir prematur
Pada bayi yang lahir prematur tentunya dapat menjadi penyebab dimana bayi lahir tidak menangis. Pasalnya, organ paru-paru bayi yang prematur belum bisa berkembang dengan sempurna layaknya bayi yang lahir ketika cukup bulan. Kondisi ini tentunya dapat terjadi karena adanya surfaktan yakni zat pelindung paru-paru yang tidak berkembang secara sempurna. Akibat yang terjadi yaitu bayi yang prematur akan lebih cenderung mengalami gangguan pernapasan ketika lahir.
Setelah Persalinan
Kondisi pada bayi yang terjadi setelah persalinan yakni terjadinya asfiksia neonatorum dimana keadaan bayi yang tidak bisa bernapas secara teratur dan juga spontan. Kondisi ini tentunya dapat menurunkan kadar oksigen yang dapat meningkatkan karbondioksida sehingga menimbulkan dampak yang lebih buruk pada kehidupan yang lebih lanjut. Setelah proses persalinan, asfiksia yang terjadi tentunya dapat pula disebabkan oleh adanya penyakit infeksi akut atau kronis, uremia, keracunan obat bius dan juga toksomia gravidarum, cacat bawaan atau trauma, anemia berat, serotinus (kehamilan kelebihan bulan) dan juga kekurangan gizi pada ibu hamil di dalam kandungan.
Asfiksia
Bayi yang tidak menangis disebabkan oleh asfiksia yakni terjadinya sumbatan pada saluran pernapasan bayi. Sumbatan tersebut tentunya dapat berupa lendir, darah, tinja, air ketuban ataupun lidah yang terdorong ke belakang tenggorokan. Kondisi inilah yang menyebabkan bayi sulit untuk bernapas sehingga bayi tidak dapat memberikan respon dengan tangisan. Di dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan asfiksia dimana adanya bayi yang kekurangan oksigen selama proses persalinan.
Sedangkan menurut Dr. Yvonne Bohn yakni seorang dokter kandunagn di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica California menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi, diantaranya:
– Terjadinya masalah pada plasenta
– Prolaps tali pusar
– Trauma pda bayi di dalam kandungan
– Ibu yang mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu
– Ibu yang mengalami preeklampsia dan eklampsia
– Distosia batu atau persalinan macet ketika sudah mencapai bahu bayi
Asfiksia yang terjadi pada bayi tentunya harus ditangani sesegera mungkin karena jika tidak akan menyebabkan oksigen tidak dapat mencapai otak bayi. Jika hal ini terjadi, maka akan meningkatkan risiko terjadinya kecacatan seperti autisme, ADHD, lumpuh otak (cerebral palsy), kejang bahkan hingga kematian.
Cara yang dapat Anda lakukan yakni dengan membersihkan tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari wajah, kepala hingga bagian tubuh lainnya. Selain itu, tim medis juga akan menepuk-nepuk atau menggosok perut, punggung , dada bayi dan juga menekan telapak kaki bayi untuk merangsang agar bayi dapat bernapas dan mengeluarkan tangisan. Jika bayi tetap tidak menangis, maka dokter akan menghisap cairan yang ada di mulut dan juga hidung bayi dengan menggunakan pipa isap untuk membersihkan sumbatan dan memastikan kedua lubang tersebut dapat terbuka dengan penuh.
Alasan Mengapa Bayi Harus Menangis Saat Dilahirkan
Bayi harus menangis ketika dilahirkan tentunya sangat berhubungan dengan keadaan bayi. Ketika proses persalinan bayi akan merasakan udara luar yang tentu jauh berbeda dengan keadaan rahim seorang ibu. Keadan ini tentunya memaksa bayi merasakan udara yang dingin dan juga cahaya yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Setelah tali pusar bayi terputus, maka mau tidak mau bayi akan langsung mendapatkan sendiri oksigen tanpa bantuan sang ibu.
Dalam hal ini menangis memang cara terbaik yang dapat bayi tunjukkan untuk menandakan bahwa tidak terjadi apa-apa pada saluran pernapasan bayi. Kondisi ini juga turut mempengaruhi kondisi organ vital lainnya seperti jantung, otak, ginjal, pembuluh darah dan juga organ tubuh lainnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa bayi harus menagis ketika dilahirkan. Pada bayi yang normal tentunya akan menangis dalam waktu 30 detik hingga 1 menit pertama setelah proses persalinan. Ketika bayi lahir tentunya ia akan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar dan juga menghirup udara untuk pertama kalinya. Inilah kondisi yang memicu dimana bayi akan mengeluarkan suara berupa tangisan.
Ketika bayi masih di dalam kandungan, bayi akan mendapatkan oksigen dari ibu melalui plasenta. Kondisi inilah yang terjadi dimana paru-paru dan juga organ tubuh lainnya mengalami perkembangan hingga tahap hingga bayi dilahirkan. Selain itu, paru-paru bayi yang masih di dalam kandungan dapat berisi cairan amnion yakni cairan ketuban yang dapat melindungi bayi selama di dalam kandungan.
Ketika menjelang kelahiran, cairan ketuban pada bayi akan terus menyusut dan juga mengering dengan perlahan. Hal ini berarti air ketuban yang ada di dalam paru-paru bayi juga akan ikut berkurang yang menjadi bentuk persiapan bagi bayi untuk mulai bernapas di dunia luar.
Dalam beberapa kasus ditemukan dimana cairan ketuban pada bayi masih tersisa pada paru-paru. Hal inilah yang menyebabkan bayi berisiko mengalami sumbatan pada sistem pernapasannya. Hal ini yang yang menjadi alasan mengapa bayi harus menangis yakni untuk membantu membersihkan lendir yang masih tersisa pada paru-paru untuk memudahkan jalannya oksigen di dalam tubuh bayi.
Bahaya Bayi Tidak Menangis
Pada umumnya, bayi yang tidak menangis akan menyebabkan beberapa gangguan pernapasan yaitu paru-paru. Namun, ada beberapa dampak yang dapat terjadi dimana bayi tidak menangis ketika dilahirkan yang sangat mengganggu perkembangan bayi, diantaranya:
Kejang
Dampak pertama yang dapat terjadi dimana bayi mengalami asfiksia yakni terjadinya gangguan gas dan juga transport O2 sehingga akan menyebabkan penderita kekurangan oksigen dan sulit untuk mengeluarkan karbondioksida. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya kejang pada anak yang dapat menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak efektif.
Terjadinya ederma dan pendarahan pada otak
Pada bayi yang tidak menangis tentunya akan menyebabkan bayi mengalami gangguan fungsi jantung hingga berlarut-larut sehingga dapat terjadinya renjatan neonatus. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan aliran darah ke otak akan menurun. Bagaimanapun juga, keadaan ini akan menyebabkan hipoksia dan juga iskemik otak sehingga dapat berakibat terjadinya edema otak sehingga dapat menimbulkan pendarahan pada otak.
Anuria atau Oliguria
Pada umumnya, bayi akan kencing pada 49 jam pertama setelah dilahirkan. Dalam kondisi normal, setelah lahir produksi urin bayi berkisar 1-3 ml/kg. Disebut dengan kondisi oliguria jika produksi pada urin sedikit yakni <0,5-1 ml/kg BB/jam. Sedangkan anuria terjadi pada bayi yang tidak memiliki kemampuan untuk buang air kecil pada 24 jam pertama. Kondisi ini biasanya masih dianggap normal dikarenakan bayi telah buang air kecil setelah persalinan.
Untuk metode penanganan pada bayi yang tidak menagis setelah dilahirkan hendaknya bayi langsunng ditutup dengan kain bersih dan kering pada seluruh bagian tubuhnya kecuali telapak tangan. Jika memungkinkan, maka dapat dipasang sebuah alat yang dapat dimasukkan ke dalam mulut melalui aliran O2 dengan tekanan 12 mmHg. Tindakan awal ini tentunya dapat dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan juga mengatasi gejala terjadinya pasokan oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya serta gangguan pernapasan.
0 Comments